Berita
Selenggarakan Kegiatan Belajar Membatik di Kampung Batik Laweyan
Tanggal : 09/23/2024, 19:40:02, dibaca 15 kali.Pada hari Kamis, 19 September 2024, SMK Wiyasa Magelang mengadakan kegiatan belajar membatik di Kampung Batik Laweyan, Solo. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa-siswi jurusan Desain Komunikasi Visual dan Seni Budaya pada salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya, yaitu batik. Kampung Batik Laweyan dikenal sebagai salah satu sentra batik tertua dan terkemuka di Indonesia, sehingga menjadi lokasi yang sangat tepat untuk kegiatan ini.
Tujuan Kegiatan
Kegiatan belajar membatik ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai proses pembuatan batik, mulai dari persiapan bahan, teknik membatik, hingga penyelesaian karya batik. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal dan meningkatkan keterampilan mereka dalam seni tradisional.
Kepala Sekolah SMK Wiyasa Magelang, Ibu Endang Pratiwi Setyaningrum, S.E., menyatakan, "Dengan mengenalkan batik kepada siswa, kami berharap mereka tidak hanya belajar tentang tekniknya, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap motif dan warna batik."
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dimulai dengan penyambutan hangat dari pengrajin batik yang merupakan warga Kampung Batik Laweyan. Para siswa kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok, masing-masing didampingi oleh pengrajin berpengalaman yang siap membimbing mereka dalam proses membatik.
Setelah pengenalan singkat tentang sejarah dan filosofi batik, siswa diajarkan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam membatik, seperti malam (lilin) untuk menutupi bagian kain yang tidak ingin terkena warna, canting, dan pewarna alami. Proses ini sangat menarik bagi siswa karena mereka dapat melihat dan merasakan langsung bagaimana batik diciptakan.
Selama kegiatan, siswa belajar berbagai teknik, termasuk teknik batik tulis dan cap. Mereka sangat antusias mencoba menciptakan motif batik sendiri, yang merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Setiap siswa diberikan kain mori sebagai media untuk membatik, dan mereka dapat memilih motif yang ingin diterapkan.
Antusiasme Siswa
Antusiasme siswa terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Banyak dari mereka yang tidak sabar untuk mencoba membatik dan menciptakan motif-motif unik. "Saya sangat senang bisa belajar membatik di sini. Saya sebelumnya hanya tahu sedikit tentang batik, tetapi sekarang saya bisa langsung mempraktikannya. Ini sangat menyenangkan!" ungkap Rani, salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ini.
Siswa lainnya, Ardi, menambahkan, "Kegiatan ini membuat saya lebih menghargai seni batik. Saya tidak menyangka bahwa prosesnya sangat detail dan membutuhkan kesabaran. Saya berharap bisa menerapkan ilmu ini di masa depan."
Kunjungan ke Pengrajin Batik
Setelah sesi praktik membatik, siswa juga diajak berkeliling Kampung Batik Laweyan untuk melihat proses produksi batik secara langsung. Mereka mengunjungi beberapa workshop batik yang ada di kampung tersebut, melihat bagaimana pengrajin batik bekerja, serta mendengarkan cerita di balik setiap motif yang dihasilkan.
Kunjungan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada siswa tentang industri batik dan tantangan yang dihadapi oleh para pengrajin batik dalam mempertahankan tradisi ini di tengah arus modernisasi.
Penutup Kegiatan
Kegiatan belajar membatik di Kampung Batik Laweyan ditutup dengan sesi diskusi dan refleksi. Para siswa diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan kesan mereka selama mengikuti kegiatan ini. Mereka menyatakan rasa syukur dan senang dapat belajar tentang salah satu kekayaan budaya Indonesia yang sangat berharga.
Kepala Sekolah SMK Wiyasa Magelang, Ibu Endang, menegaskan pentingnya kegiatan seperti ini untuk memperkenalkan siswa pada budaya lokal. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi pengalaman satu kali, tetapi dapat memotivasi siswa untuk lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia, serta melestarikannya di masa depan," ungkapnya.
Dengan kegiatan ini, SMK Wiyasa Magelang terus berkomitmen untuk mendidik generasi muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kecintaan dan penghargaan terhadap budaya lokal. Melalui pengalaman langsung dalam kegiatan membatik ini, diharapkan siswa dapat membawa pengetahuan dan kecintaan tersebut ke lingkungan sekitar mereka.
Harapan di Masa Depan
Di akhir kegiatan, para siswa berharap agar lebih banyak kegiatan serupa diadakan di masa depan, baik dalam bentuk pelatihan, workshop, maupun kunjungan ke tempat-tempat budaya lainnya. "Saya ingin belajar lebih banyak tentang seni dan budaya Indonesia. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga," kata Rani.
Sebagai penutup, kegiatan belajar membatik ini menjadi salah satu langkah penting bagi SMK Wiyasa Magelang dalam upayanya melestarikan budaya Indonesia. Dengan mengenalkan siswa pada teknik dan nilai-nilai batik, diharapkan mereka dapat menjadi duta budaya yang akan menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang di era modern ini. Wiyasa bisa!
Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas |
Komentar :
Kembali ke Atas