Pemandu Wisata Garda Depan Pariwisata

Tanggal : 02/10/2023, 20:46:31, dibaca 124 kali.

SEBUAH tur atau perjalanan wisata akan memberikan kenangan menarik dan tahan lama bagi wisatawan apabila wisatawan tersebut mendapatkan pengalaman hidup selama melakukan perjalanan wisata. Berhubung dominasi atraksi yang dikunjungi pada umumya obyek-obyek warisan budaya berupa benda (tangible), seperti candi, bangunan kuno, museum, pantai, gedung bersejarah, dan lain-lain, maka obyek-obyek tersebut perlu diterjemahkan keberadaanya oleh seseorang yang memiliki kemampuan khusus, yakni pramuwisata atau pemandu wisata.

 

Peranan pemandu wisata bagi wisatawan selain memberikan informasi akurat terkait dengan destinasi wisata, juga memberikan pelayanan dalam menangani wisatawan untuk mengikuti arahan agar perjalanan yang dilakukan menjadi lancar. Pemberian informasi yang diberikan pemandu wisata dapat mencakup informasi umum dan informasi khusus mengenai wilayah yang dikunjungi wisatawan. Informasi umum dapat  berupa kondisi geografis, misalnya kondisi jalan yang akan ditempuh. Sedangkan informasi khusus berupa informasi yang lebih mendalam mengenai suatu objek termasuk kearifan lokal yang ada di destinasi wisata (Deby Rusmiyati, et.al., 2022).

Mewujudkan Mimpi

 

Salah satu ciri penjualan produk wisata adalah pembayaran umumnya dilakukan di muka. Implikasinya wisatawan membayar produk yang dibeli, sementara ia sendiri belum menerima atau memanfaatkan produk tersebut. Pada saat terjadi transaksi, wisatawan hanya mendapatkan gambaran atas apa yang akan dinikmati nanti.

 

Kesemuanya itu hanya diilustrasikan dalam bentuk angan-angan. Itulah sebabnya sering dikatakan menjual tur atau perjalanan wisata itu laksana menjual mimpi. Brosur, paket rencana perjalanan, leaflet, dan sejenisnya merupakan gambaran awal dari sebuah tur dan bukti bahwa wisatawan memiliki minat untuk melakukan perjalanan wisata.

 

Oleh karena itu, menjadi tugas pemandu wisata untuk mewujudkan mimpi tersebut. Tugas-tugas pemandu wisata sangat kompleks dalam merealisasikan mimpi wisatawan tersebut, di antaranya membawa wisatawan ke restoran untuk menunjukkan kepada wisatawan betapa lezatnya masakan yang disajikan sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya, membawa wisatawan ke hotel, tempat-tempat bersejarah, dan beberapa destinasi wisata lainnya yang sudah diagendakan. Pemandu wisata juga harus konsisten dalam memberikan informasi yang sesuai dengan brosur yang diterima wisatawan. Mengingat begitu kompleks tugasnya, maka seorang pemandu wisata juga disebut sebagai petugas layanan purna jual atau after sales service.

Pemandu wisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka mewujudkan harapan dan impian atas perjalanan wisata yang diikuti. Wisatawan bagaikan seorang anak di tengah hiruk pikuknya keramaian pasar. Wisatawan  tidak tahu harus melangkah ke mana. Di samping itu juga wisatawan perlu mendapatkan bimbingan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

 

Untuk itu, menjadi tugas pemandu wisata untuk menemani, mengarahkan, membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya tersebut. Sangat wajar, jika wisatawan memercayakan aktivitasnya kepada pemandu wisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Ketika komunikasi dan kontak emosional bisa terajut dengan baik, maka pemandu wisata dapat sebagai teman seperjalanan bagi wisatawan.


Kebutuhan Pokok Wisatawan

 

Apabila dipandang dari komponen perjalanan wisata, wisatawan memiliki kontribusi besar dalam menentukan warna atas perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh biro perjalanan. Untuk itu, pelayanan prima dari pemandu wisata harus menjadi skala prioritas agar kebutuhan pokok wisatawan dapat terpenuhi.

 

Secara umum, terdapat dua kebutuhan pokok wisatawan yang diharapkan dapat dipenuhi selama mengikuti suatu perjalanan wisata. Pertama, kebutuhan fisik. Dalam hal ini kebutuhan fisik sangat erat korelasinya dengan aspek-aspek jasmaniah, seperti makan lezat, kendaraan yang nyaman, kamar hotel yang sejuk, istirahat yang cukup, dan sejenisnya.

 

Kedua, kebutuhan psikis. Sebagaimana diketahui kebutuhan ini berkaitan dengan aspek-aspek psikologis wisatawan, seperti perasaan sebagai orang yang perlu diperhatikan, merasa aman, ketenangan, mendapatkan pelayanan yang menyejukkan, dan sebagainya. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, karena wisatawan akan merasa nyaman di perjalanan apabila mendapatkan pelayanan psikologis yang merupakan kebutuhan pokoknya selama mengikuti perjalanan wisata.

 

Pada prinsipnya pelayanan yang dilakukan oleh pemandu wisata, akhirnya bermuara pada pemenuhan kebutuhan pokok wisatawan. Adapun kebutuhan pokok wisatawan merupakan sasaran yang harus jeli disikapi oleh pemandu wisata. Jika kebutuhan itu dapat terpenuhi dengan baik, maka wisatawan akan merasa puas, demikian pula sebaliknya. Untuk itu seorang pemandu wisata perlu dapat mengidentifikasi terkait kebutuhan pokok wisatawan tersebut.

Garda Depan

 

Pada prinsipnya pemandu wisata adalah garda depan keberhasilan pariwisata. Berhasil atau tidaknya suatu destinasi wisata sangat ditentukan oeleh peran pemandu wisata yang piawai dan memiliki kapabilitas sesuai dengan standar dan normatif yang berlaku, seperti memilik lisensi, tergabung dalam HPI (Himpunan Pariwisata Indonesia), memiliki KTPP (Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata), tergabung dalam biro perjalanan yang memiliki lisensi, dan sebagainya.

 

Pemandu wisata menempatkan peran yang penting dalam memajukan pariwisata, sehingga destinasi wisata ramai dikunjungi wisatawan. Pemandu wisata bukan hanya komunikatif dan interaktif dalam hal memandu wisatawan, namun juga informatif dan kreatif menyampaikan beberapa potensi dan daya tarik dari obyek wisata yang terdapat di destinasi wisata. Dengan demikian wisatawan terkesan dan tertarik untuk mengajak rekan-rekannya berkunjung ke destinasi tersebut.

 

Dalam skala yang lebih luas, pemandu wisata merupakan duta bangsa. Terlebih untuk wisatawan mancanegara. Komunikasi yang diekspresikan pemandu wisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan karakter masyarakat setempat. Demikian pula apa yang disampaikan pemandu wisata akan dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke tempat asal.

 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profesi pemandu wisata menjadi sangat penting dalam korelasinya dengan kegiatan pariwisata. Untuk itu profesi menantang ini memang membutuhkan sumber daya manusia yang terpiawai.Terlebih lagi Kabupaten Magelang memiliki potensi luar biasa akan destinasi wisata yang perlu dipromosikan.

 

 

 

(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)




 Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas